Emma Raducanu Siap Lakukan Sesuatu Yang Belum Pernah Ia Lakukan Sebelumnya

Petenis berusia 22 tahun bertekad untuk berada di lapangan lebih banyak pada musim 2025 dan ia telah mempekerjakan pelatih kebugaran, Yutaka Nakamura agar membantunya mencapai target tersebut.

Petenis peringkat 56 dunia menikmati awal yang solid pada musim 2025 dengan lolos ke babak ketiga Australian Open tetapi ia menelan kekalahan mengecewakan dari petenis berkebangsaan Polandia, Iga Swiatek.

Laga pembuka yang mengecewakan harus Raducanu alami di Singapore Tennis Open dan kini ia telah mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu yang penggemarnya telah sarankan baginya untuk ia lakukan sejak musim lalu.

Petenis berkebangsaan Inggris akan segera kembali beraksi ketika ia akan berkompetisi di Abu Dhabi Open.

Laporan mengkonfirmasi bahwa petenis berusia 22 tahun akan berkompetisi di babak kualifikasi demi mendapatkan satu tempat di undian utama pertandingan Abu Dhabi Open. Penggemar akan menyambut keputusan tersebut setelah banyak pihak mempertanyakan mengapa ia tidak memasuki babak kualifikasi French Open musim 2024.

Dalam upaya agar petenis berkebangsaan Inggris membangun kebugaran dan mengalami peningkatan peringkat, berkompetisi di babak kualifikasi Abu Dhabi Open hanya akan menguntungkannya.

Terakhir kali petenis berusia 22 tahun memasuki babak kualifikasi di turnamen mana pun adalah US Open musim 2021.

Di Grand Slam tersebut, petenis peringkat 56 dunia melalui babak kualifikasi dan sukses memasuki undian utama pertandingan di Flushing Meadows, New York untuk kali pertama dalam kariernya.

Petenis berkebangsaan Inggris lalu menorehkan pencapain terbesar dalam kariernya sampai saat ini, tidak hanya di dunia tenis, tetapi di dunia olahraga. Ia memenangkan US Open, gelar Grand Slam pertama dalam kariernya, tanpa kehilangan satu set pun dengan mengalahkan petenis berkebangsaan Kanada, Leylah Annie Fernandez, di mana saat itu ia baru tampil untuk kali kedua di Grand Slam.

Raducanu pun menjadi petenis putri pertama yang menorehkan pencapaian tersebut sekaligus menjadi petenis putri Inggris pertama yang memenangkan gelar Grand Slam sejak Virginia Wade pada musim 1977.