Kemenangan Gelar Grand Slam Yang Tak Terduga Bagi Rafael Nadal

Mantan petenis berkebangsaan Spanyol gantung sepatu di Davis Cup Finals, Malaga musim lalu dan kalah di laga pemungkas dalam kariernya melawan petenis berkebangsaan Belanda, Botic van de Zandschulp.

Kekalahan tersebut mengakhiri 23 musim karier profesional mantan petenis peringkat 1 dunia yang memenangkan 14 gelar French Open. Terlepas dari dominasinya di Roland Garros, Paris, sebenarnya ada Grand Slam lain di mana ia memetik kemenangan yang lebih menonjol.

Mantan petenis berkebangsaan Spanyol mengakhiri musim 2021 lebih awal, tepatnya pada bulan Agustus dan menjalani operasi kaki yang membuat dirinya harus menggunakan kruk.

Memasuki turnamen ATP musim 2022, ada banyak ketidakpastian yang mengelilingi sang petenis ketika ia berkompetisi di Melbourne. Meskipun ia memenangkan gelar Melbourne Summer Set, masih belum jelas bagaimana tubuhnya akan bertahan melakoni laga lima set terbaik di Australian Open.

Mantan petenis peringkat 1 dunia lalu mengatasi semua rintangan dan melalui undian pertandingannya demi melenggang ke final Australian Open keenam dalam kariernya usai mengalahkan petenis berkebangsaan Italia, Matteo Berrettini.

Setelah kalah di empat dari lima final Australian Open sebelumnya, tampaknya ia akan bernasib sama setelah kalah di dua set pertama melawan juara US Open musim 2021, Daniil Medvedev.

Namun, setelah memperlihatkan daya juang ciri khasnya, ia mampu memetik kemenangan penuh keajaiban dan memenangkan gelar yang kita ketahui sebagai gelar Grand Slam ke-21 dalam kariernya.

Ketika merefleksi titik balik pertandingan tersebut, ia sendiri merasa terkejut seperti halnya penggemar yang menyaksikan di stadion.

“Hal yang paling tidak terduga, tidak perlu diragukan (sambil tersenyum). Dan hal yang paling mengejutkan saya pikir bagi semua orang,” ungkap Nadal.

“Untuk anda semua juga. Bagi saya pribadi, khususnya, bukan? Karena saya tahu bagaimana saya tiba di sini. Sungguh malam yang sangat emosional. Bahkan kini saya hancur sebenarnya, secara fisik. Saya tidak bisa berpikir banyak, saya tidak bisa mengingat banyak momen dari pertandingan itu. Ya, dukungan dari penonton telah begitu besar.”

“Saya merasa sangat emosional di sepanjang pertandingan. Bahkan jika saya sangat lelah, saya tidak bisa merayakan bersama mereka seperti biasanya, tetapi saya merasakannya dalam diri saya, semua dukungan telah banyak membantu saya di sepanjang pertandingan.”

Medvedev mengalami nasib yang sama ketika melawan Jannik Sinner setelah ia merebut dua set pertama tetapi berakhir dengan kekalahan lima set di final Australian Open musim 2024.

Sementara ia mungkin tidak berkompetisi lagi, Nadal memberi selamat kepada Sinner setelah petenis berkebangsaan Italia berhasil mempertahankan gelar Australian Open pada musim 2025 usai mengandaskan Alexander Zverev di final.