Ons Jabeur Jujur Tentang Kemungkinan Tak Pernah Juarai Grand Slam

2025-02-04 04:53:23 By Odegaard

Runner up di London musim 2022 menyebutkan bagaimana ia akan selalu mengambil hal positif dan juga mengungkapkan rencana alternaatif jika ia gagal menambah gelar Grand Slam ke dalam koleksi gelarnya.

 

Dalam perjalanan selama 15 musim sebagai petenis profesional, petenis berusia 30 tahun sejauh ini telah melakoni tiga final Grand Slam. Meskipun ia lolos ke final Wimbledon musim 2022, US Open musim 2022, dan Wimbledon musim 2023, ia belum bisa menorehkan gebrakan.

 

Petenis peringkat 34 dunia baru-baru ini membicarakan tentang dampak emosional karena tidak memenangkan Grand Slam meskipun mendapatkan beberapa kesempatan emas. Sementara berbicara di episode teranyar dari podcast, Nothing Major dengan pembawa acara mantan petenis AS, Sam Querrey, Jack Sock, dan lainnya, petenis berkebangsaan Tunisia membagikan rencananya untuk mengatasi kendala dari sisi psikologis tentang kemungkinan tersebut.

 

“Mungkin saya akan membutuhkan waktu untuk menerimanya. Tetapi, saya pastinya akan merasa bersyukur untuk setiap momen yang saya lalui karena jika saya bertanya kepada petenis mana pun saat ini, apakah mereka ingin melakoni tiga final Grand Slam, semua orang akan mengatakan ya,” ungkap Jabeur.

 

Petenis peringkat 34 dunia lalu mengeluarkan sisi humorisnya di tengah-tengah pengungkapan jujur setelah ia membeberkan rencana B, yang melibatkan memiliki seorang anak perempuan dan melatihnya untuk memenangkan gelar Grand Slam.

 

“Dan bagi saya, saya mungkin akan memiliki seorang anak perempuan, membesarkannya, dan ia akan memenangkan Grand Slam bagi saya! Itu rencana B saya,” tambah Jabeur sambil bercanda.

 

Sementara dalam film dokumenter yang bertajuk, This is Me, petenis berkebangsaan Tunisia lalu mengungkapkan aspek pribadi di balik kekecewaan mendalam setelah ia kalah dari Marketa Vondrousova di final Wimbledon musim 2023. Ia menyanggah bahwa ia menghadapi tekanan dari penggemar dan mendiskusikan elemen pribadi di balik sisi emosional yang ia hadapi saat itu.

 

“Orang-orang berpikir saya menghadapi tekanan ini karena saya ingin melakukannya bagi orang lain, yang tidak benar. Ada hal pribadi yang terjadi. Jika saya memenangkan final Wimbledon itu, saya bisa langsung memiliki anak. Dan mimpi itu memudar. Saya dihantui rasa takut. Lagipula saya hanya manusia, apa yang bisa saya lakukan,” tutur Jabeur.

 

“Itu salah satu kekalahan paling berat dalam karier saya, karena secara emosional, itu menghancurkan saya, tidak hanya memenangkan Wimbledon, tetapi juga rencana untuk memiliki anak menghilang begitu saja dengan trofi Wimbledon.”

 

Sementara itu, saat ini Jabeur tengah mempersiapkan diri untuk berkompetisi di Abu Dhabi Open dan mengawalinya dengan melawan juara French Open musim 2017, Jelena Ostapenko.